Jumat, 22 April 2011

Peta Purbalingga

Bupati Purbalingga




Bupati Purbalingga dari Masa ke Masa :
  1. Raden Tumenggung Dipoyudo III (1759 – 1787)
  2. Raden Tumenggung Dipokusumo I (1792 – 1811)
  3. Raden Mas Tumenggung Brotosudiro (1811 – 1831)
  4. Raden Mas Tumenggung Adipati Dipokusumo II (1831 – 1855)
  5. Raden Adipati Dipokusumo III (1855 – 1868)
  6. Raden Adipati Dipokusumo IV (1868 – 1883)
  7. Raden Tumenggung  Dipokusumo V (1883 – 1894)
  8. Kanjeng Raden Adipati Ario Dipokusumo VI G.S.O.O.N ( 1899 – 1925)
  9. Raden Mas Adipati Aryo Sugondo (1925 – 1949) (Bupati Sugondo, merupakan bupati ke IX dan ke X. Ia adalah bupati terakhir dari keturunan Kyai Arsantaka, cikal bakal pendiri kota Purbalingga). Setelah Sugondo, pengangkatan bupati berdasarkan keturunan tidak berlaku lagi (dihapus).
Bupati Purbalingga atas dasar pemilihan :
  1. Raden Utoyo Kusumo (1950 – 1954)
  2. Raden Hadisukmo (1954 – 1960). Pada tahun ini terdapat dua pimpinan daerah. Sebagai bupati Raden Hadisukmo, sedang kepala daerah adalah Mas Kocosukarto.
  3. R Mochamad Sujadi (1960 – 1967, sekaligus sebagai kepala daerah, oleh karenanya  sebutannya menjadi Bupati kepala daerah)
  4. R Bambang Mudarmo (1967 – 1973)
  5. Letkol Guntur Daryono (1973 – 1979)
  6. Drs. Sutarno (1979 – 1984)
  7. Drs. Sukirman ( 1984 – 1989)
  8. Drs. Soelarno (1989 – 1999, dua periode
  9. Drs. H Triyono Budi Sasongko, M.Si – Drs H Soetarto Rachmat (Bupati – wakil bupati, Maret 2000 – Maret 2005)
  10. Drs. H. Triyono Budi Sasongko, MSi - Drs. H. Heru Sujatmoko, MSi (Bupati-wakil bupati, Maret 2005 - Maret 2010).
Pemilihan bupati berdasar UU No 22/1999 (Direvisi UU No 32/2004) dilakukan satu paket, antara bupati – wakil bupati. Tahun 2005 pasangan calon bupati – wakil dipilih langsung oleh rakyat.

Purbalingga masa doeloe





Purbalingga dalam sejarah

Peninggalan Sejarah

Selain kekayaan budaya dan beberapa macam upacara tradisional, di Purbalingga terdapat berbagai peninggalan sejarah purbakala. Benda- benda purbakala tersebut tersebar di wilayah Purbalingga, antara lain :
1. BATU LINGGA
Berada di desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km dari kota Purbalingga, merupakan penginggalan nenek moyang.
2. BATU LINGGA dan GUA GENTENG
Berada di desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km dari kota Purbalingga. Gua ini letaknya di lereng bukit terbentuk dari lelehan lava yang membeku, gua ini kadang-kadang dikunjungi oleh orang-orang yang ingin bersemedi.
3. GIRI CENDANA
Berada di desa Kojongan kecamatan Bojongsari + 5 km dari kota Purbalingga. Merupakan makam Bupati Purbalingga yang bergelar Adipati Dipokusumo, Adipati Dipokusumo ini memegang tapuk pimpinan pemerintahan Kabupaten Purbalingga, yaitu Dipokusumo II,III, IV, V dan VI, sedangkan adipati yang pertama adalah Raden Tumenggung Dipayuda III, yang mulai memerintah pada saat ditetapkannya KabupatenPurbalingga pada tanggal 18 Desember 18830.
4. GOMBANGAN
Berada di Dukuh Brubahan Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari + 5 km ke utara dari arah kota purbalingga. Merupakan tempat mandi yang berupa sumber mata air dan ramai dikunjungi pada malam hari, terutama pada malam jum’at kliwon. Menurut kepercayaan masyarakat, mata air tersebut dapat memberikan tuah bagi yang mandi ditempat ini dan konon awet muda, dapat mendapatkan jodoh dan naik derajat.
5. SENDANG / PETIRTAAN
Berada di desa Semingkir, Kecamatan Kutasari + 7 km dari kota Purbalingga. Sendang ini konon dapat memberikan tuah bagi yang mempercayainya. Di kunjungi pada malam malam tertentu.
6. MAKAM KYAI WILAH
Berada di desa Karangsari kecamatan Kalimanah + 5 km dari kota Purbalingga. Merupatak tokoh beragama islam yang cukup berpengaruh. Tempat ini sering dikunjungi orang-orang yang ingin mendoakan dan mengharap berkah dan dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
 7. MAKAM KYAI ADEG
Nama aslinya adalah Ki Adeg Ulung ,Berada di desa Arenan kecamatan kaligondang kabupaten purbalingga, 8 km dari kota purbalingga, merupakan murid dari sunan ampel yang menyebarkan islam di daerah kaligondang, di namakan kyai adeg karena di kubur secara berdiri, namun makamnya tidak terawat karena ketidaktahuan rakyat setempat
8. MAKAM JOKO GINTUNG
Adalah slah satu totkoh di desa Arenan yang hidup saat kepemimpinan adipate ketimasa, merupakan aslal mula dari nama sungai gintung, makam terletak di tepi sungai gintung, persisnya di dukuh lor rt 01 rw 01 desa arenan kecamatan kaligondang kabupaten purbalingga, di daerah ini masih banyak di temukan arca arca jaman dahulu
9. BATU LINGGA, YONI dan PALUS
Berada di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon + 14 km dari kota Purbalingga. Merupakan peninggalan pada masa hindu.
10. MAKAM NARASOMA
Berada di kelurahan Purbalingga Lor kecamatan Purbalingga
11. ARDI LAWETBerada di Desa Panusupan Kecamatan Rembang + 30 km dari kota Purbalingga. Merupakan obyek wisata ziarah, karena sebagian besar pengunjungnya adalah para peziarah yang menginginkan berkah dari syekh Jambu Karang, seorang tokoh penyebar agama Islam di daerah Kab. Purbalingga. Di tempat ini terdapat kuku dan rambut Syekh Jambu Karang yang dikeramatkan. Hari-hari ramai adalah Rabu Pon, karena menjelang malam Jum’at kliwon atau Kamis Wage diadakan upacara buku klambu dan yang paling ramai dikunjungi adalah Rabu Pon Bulan Suro. Untuk mencapai lokasi ke Ardi Lawet dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu :
  • Purbalingga – Bobotsari – Karanganyar – Karangmoncol – Rajawana – Panusupan – Ardi Lawet
  • Purbalingga – Kaligondang – Pengadegan – Rembang – Rajawana – Panusupan – Ardilawet

Selasa, 19 April 2011

Kota Purbalingga

Drs. H. Heru Sudjatmoko, M. Si
Drs. H. Sukento Rido Marhaendrianto, MM
PROFIL
BUPATI & WAKIL BUPATI PURBALINGGA

PERIODE 2010 - 2015
 
 Purbalingga maju, mandiri, berdaya saing, menuju masyarakat sejahtera yang berakhlak mulia.
 

Infrastruktur

Di Kabupaten Purbalingga telah tersedia infrastruktur telekomunikasi, transportasi, listrik dan air bersih dengan kondisi baik.

Jaringan telekomunikasi berupa fixed-wire merupakan milik pemerintah melalui PT. Telkom dengan kapasitas sentral 8.000 unit dan kapasitas terpakai 7.550 unit dari kapasitas terpasang 7.800 unit. Jaringan telekomunikasi wireless juga disediakan oleh pemerintah dan swasta, diantaranya Telkomsel, Indosat, Smart dan lainnya. Hingga saat ini terdapat lebih dari 50 buah Radio Base Transceiver untuk melayani pelanggan di seluruh Purbalingga.

Jaringan transportasi di Purbalingga telah tersedia sepanjang 710 kilometer terdiri dari jalan aspal sepanjang 590 kilometer, jalan kerikil sepanjang 69 kilometer, dan jalan tanah sepanjang 51 kilometer. Dari jalan-jalan tersebut, 422,198 kilometer diantaranya dalam kondisi baik. Terminal yang ada di Kabupaten Purbalingga berjumlah 3 buah yang merupakan terminal antar kota dan menghubungkan Purbalingga dengan kota lain di pulau Jawa.

Air bersih disediakan oleh PDAM Purbalingga dengan sumber mata air alami yang banyak terdapat di Purbalingga. Produk pelayanan PDAM Purbalingga mencakup penyediaan air bersih melalui perpipaan, penyediaan air bersih melalui mobil tangki air, penyediaan air minum isi ulang dengan merk Braling FW dan pencucian kendaraan bermotor roda dua dan empat dengan nama Tirta Abadi. Hingga bulan April 2009 PDAM Purbalingga telah melayani 23.084 pelanggan yang mencakup 82 desa dengan nilai penjualan air mencapai Rp. 3.463.830.243,00.

Listrik menjadi sesuatu yang krusial saat ini karena keterbatasan pasokan yang ada. Hal tersebut tidak hanya terjadi di Purbalingga namun juga melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Di Purbalingga, listrik yang ada saat ini dipasok oleh PT. PLN untuk memenuhi kebutuhan 122.844 pelanggan dengan daya tersambung 94.633.496 dan KWH terjual sebesar 12.793.678.

Pada tahun 2007, telah dibangun Gardu Induk Prokitring di Desa Penican Kecamatan Kemangkon dengan tujuan sebagai pasokan listrik untuk wilayah Purbalingga yang merupakan daerah tujuan investasi dari luar maupun dalam negeri.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Purbalingga tengah menjajaki untuk menjalin kerjasama dengan swasta dalam pengadaan listrik dari energi terbarukan untuk mencukupi kebutuhan listrik industri mengingat daerah Purbalingga potensial untuk pembangunan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) mengingat sumber daya alamnya yang sangat mendukung.